}
Selamat Datang di SYAMBAYU8 : Article For Everyone. Terimakasih Telah Mengunjungi Kami
SYAMBAYU8. Powered by Blogger.

------------------------------

My Archive

Konten

Total Tayang

Top News

Usaha Tani (17)

Konten

Powered By Blogger

Saturday, October 26, 2013

Judul Skripsi : Pengaruh Pemberian Dosis Kompos Azolla (Azolla pinnata R.Br) Terhadap Pertumbuhan Dan Hasil Tanaman Caisim (Brassica juncea L.) Varietas Tosakan





PENGARUH PEMBERIAN DOSIS KOMPOS AZOLLA (Azolla pinnata R.Br)  TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN   CAISIM (Brassica juncea L) VARIETAS TOSAKAN


SKRIPSI



OLEH :
SYAMBAYU
081016154211043







PROGRAM STUDI  AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MUARA BUNGO
2013


PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI




PENGARUH PEMBERIAN DOSIS KOMPOS AZOLLA (Azolla pinnata R.Br) TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN CAISIM (Brassica juncea L.) VARIETAS TOSAKAN

SYAMBAYU
                                                                                                                             
Syambayu, dibawah bimbingan
Dr. Ir. Supriyono. MP dan Subagiono. SP
Program Studi Agroteknologi
Fakultas Pertanian
Universitas Muara Bungo
Tahun 2013


ABSTRAK

Penelitian ini dilaksanakan di Lahan Percobaan Fakultas Pertanian Universitas Muara Bungo Sungai Binjai KM 6 Kabupaten Bungo dimulai 3 Oktober 2012 sampai 25 Desember 2012. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui Pengaruh pupuk kompos azolla (Azolla pinnata R.Br) Serta, untuk mengetahui  dosis yang tepat untuk pertumbuhan dan hasil tanaman caisim varientas tosakan.
Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 5 perlakuan 4 ulangan, ada pun perlakuan tersebut adalah sebagai berikut : K0 (tanpa pupuk kompos Azolla), K1 (dosis pupuk kompos Azolla 3 Ton/Ha), K2 (dosis pupuk kompos Azolla 6 Ton/Ha), K3 (dosis pupuk kompos Azolla 9 Ton/Ha), dan K4 (dosis pupuk Azolla 12 Ton/Ha). Data diperoleh dari hasil pengamatan akhir dilakukan analisis statistik dengan mengunakan sidik ragam. Apabila terdapat pengaruh nyata maka dilanjutkan dengan Duncan New’s Multiple Range Test (DNMRT) pada taraf 5 %.
Peubah yang diamati adalah tinggi tanaman (cm), luas daun total (cm2), berat segar tanaman (gram), berat hasil tanaman (ton/ha).
Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian dosis pupuk kompos Azolla memberikan pengaruh nyata terhadap, tinggi tanaman (cm), luas daun total (cm2), berat segar tanaman (gram) serta berat hasil tanaman (ton/ha). Pemberian dosis pupuk kompos Azolla pada perlakuan K4 dengan dosis 10,50 ton/ha setara dengan 1,50 kg/petak memberikan pengaruh yang terbaik terhadap tinggi tanaman (cm), luas daun total (cm2), berat segar tanaman (gram) dan berat hasil tanaman (ton/ha).

Kata kunci : Azolla (Azolla pinnata R.Br), Caisim , Pertumbuhan dan Hasil. 



II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Botani dan  Morfologi Caisim
Klasifikasi tanaman caisim dalam Anonim (2008b) adalah :
Divisio             : Spermathophyta
Sub Devisio     : Angiospermae
Classis             : Dicotyledonae
Ordo                : Rhoeadales (Brassicales)
Familia            : Cruciferae (Brassicaceae)
Genus              : Brassica
Spesies            : Brassica juncea L.
 
       Menurut Wahyudi (2010), Caisim hijau, memiliki ciri-ciri pertumbuhan tanaman tegap, bentuk daun oval agak bulat dengan tangkai daun besar panjang, warna daun dan tangkainya hijau, sehingga bisa ditanaman di dataran rendah hingga dataran tinggi yaitu 700 m dpl bisa di panen pada umur 30-35 HST. Potensi produksi 20-25 ton perhektar. 

Menurut Sunarjono (2010). Caisim merupakan tanaman semusim, berbatang pendek. Daun caisim berbulu halus dan tajam, urat daun utama lebar. Daun caisim ketika masak bersifat lunak, sedangkan yang mentah rasanya agak pedas. Pola petumbuhan daun mirip tanaman kubis, daun yang muncul terlebih dahulu menutup daun yang tumbuh hingga membentuk krop bulat panjang,  bunga seperti kubis, tepi daunnya sedikit berkerut, pena tersusun menyebar, daun mengandung glokosida, baunya agak menusuk hidung, dan berbatang lurus. Daun caisim ini bermanfaat sebagai sayuran.


      Menurut Margiyanto (2008), manfaat dari caisim untuk  menghilangkan rasa gatal di tenggorokan pada penderita batuk, penyembuh sakit kepala, bahan pembersih darah, memperbaiki fungsi ginjal, serta memperbaiki dan memperlancar pencernaan.
 
Tabel 1 Kandungan Gizi Pada Tanaman Caisim
Zat Gizi
Jumlah Nutrisi /100 g
Kabohidrat
1.2 g
Protein
1.2 KL
Lemak
0.2 g
Vitamin A
5800 IU
Vitamin B1
0.04 g
Vitamin B2
0.07 g
Vitamin C
53 g
Kalsium
102 mg
Zat Besi
2.0 mg
Magnesium
27 mg
Fosfor
37 mg
Kalium
180 mg
Natrium
100 mg
Air
95 g
Niasin
0.5 g
  Sumber : Opena dan Tay (1994)

Di antara sayuran daun, caisim merupakan komoditas yang memiliki nilai komersial dan di gemari masyarakat Indonesia. Konsumen menggunakan daun caisim baik sebagai bahan pokok maupun sebagai perlengkap masakan tradisional dan masakan cina. (Haryanto, 2001).

Menurut, Rukmana (1994), caisim mempunyai nilai ekonomi tinggi setelah kubis krop, kubis bunga dan brokoli. Sedangkan menurut Soeseno (1999) salah satu jenis sayuran daun yang banyak digemari masyarakat adalah caisim (Brassica juncea L.) atau disebut juga caisim bakso karena biasanya dikonsumsi sebagai sayuran pelengkap bakso. 

2.2 Syarat Tumbuh Tanaman Caisim
 
2.2.1 Tanah
            Tipe tanah yang diingikan oleh tanaman caisim adalah lempung sampai lempung berpasir, gembur, dan mengandung bahan organik serta drainasenya airnya lancar, derajat keasamannya (pH) tanah yang oftimun untuk pertumbuhan berkisaran 6-6.8 (Wahyudi, 2010).

2.2.2 Iklim
a. Curah Hujan
            Tanaman caisim menginnginkan curah hujan tidak terlalu tinggi yaitu 200 ml/bulan. Curah hujan yang terlalu tinggi akan menyebabkan terjadinya kerusaka pada daun caisim serta tanaman caisim sulit untuk berbunga dan sebaliknya apabila curah hujan rendah maka akan kekurangan air dan menyebabkan tanaman caisim menjadi tumbuhan kerdil serta cepat berbunga (Rukmana, 1994).
b. Ketinggian Tempat
            Tanaman caisim dapat tumbuh baik di tempat berhawa panas maupun berhawa dingin, sehingga dapat di usahakan didaerah datara tinggi maupun dataran rendah. Daerah penanaman yang cocok adalah mulai dari ketinggian 5 m sampai dengan 1200 m dpl (Haryanto, 1995).
c. Suhu dan Kelembaban
            Suhu yang oftimal yang di butuhkan oleh tanaman caisim adalah 15-25°C. pada suhu di bawah 15 °C tanaman caisim akan cepat berbunga. Sebaliknya pada kondisi suhu di atas 25 °C , tanaman caisim akan sulit tumbuh dan ukuran daunya kecil-kecil. Kelembapan tanah yang di butuhkan tanaman caisim adalah 60-80 % (Rukmana, 1994).

2.3 Pupuk Kompos Azolla
Menurut Kusumanto (2008), Azolla merupakan tanaman paku-pakuan, termasuk dalam famili Azollaceae. Secara alami habitat Azolla terdapat di kolam-kolam, tempat tergenang, danau, sungai, saluran air maupun tanaman padi. Azolla termasuk herba berukuran kecil yang hidup secara terapung bebas di air. Adapun klasifikasi tanaman caisim menurut Nugroho (2011) adalah sebagai berikut :
Divisi              : pteridophyta
Kelas               : pteridopsida
Ordo                : salviniales
Familia            : Azollaceae
Genus              : Azolla
Spesies            : Azolla pinnata R. Br

Menurut Ratna (2011), Azolla kaya akan protein, asam amino esensial, vitamin (vitamin A, vitamin B12 dan Beta- Carotene), mineral seperti kalsium, fosfor, kalium, zat besi, dan magnesium. Kandunga protein 25 – 35%, mineral   10 – 15%  dan asam amino 7 – 10%. Sementara kandungan karbohidrat dan lemak Azolla sangat rendah. Komposisi nutrisinya dengan kandungan protein yang tinggi dan lignin ysng rendah membuat Azolla sangat efisien dan efektif sebagai pakan ikan, ternak, dan unggas karena ternak dengan mudah dapat mencernanya. 

Sedangkan menurut Khairdin (2011) Azolla memiliki kemampuan dalam mengikat N2 udara karena adanya simbiosis dengan sianobakteri alga biru hijau (Anabaena azollae) yang hidup di dalam rongga daun Azolla. Simbiosis tersebut menyebabkan Azolla mempunyai kualitas nutrisi yang baik. Mekanisme simbiotik yang terjadi pada kompos Azolla adalah karena adanya  proses fiksasi nitrogen pada tanah yang tumbuh menjadi subur dan kaya akan nutrisi, khususnya senyawa golongan nitrogen.

               Menurut Legowo (1995) Azolla selain da pat digunakan sebagai media tanam juga berfungsi sebagai pupuk, bisa dalam bentuk kering dan kompos. Kompos ini juga dapat digunakan secara langsung untuk media tanam aneka jenis tanaman hias mulai dari bonsai, suplir, kaktus dan mawar. Kompos Azolla juga bisa dicampur dengan pasir dan tanah kebun dengan perbandingan 3 : 1 : 1.

Kompos merupakan pupuk organik buatan manusia yang di buat dari proses pembusukan sisa-sisa buangan makhluk hidup (tanaman maupun hewan) yang berperan dalam proses pertumbuhan tanaman, tidak hanya menambah unsur hara tetapi juga menjaga fungsi tanah agar tanaman dapat tumbuh dengan baik. Sedangkan kompos Azolla merupakan pupuk organik yang memanfaatkan pembusukan bahan organik di dalam suatu tempat yang terlindungi dari matahari dan hujan dengan pengaturan kelembaban serta dilakukan penyiraman air apabila kompos terlalu kering. Untuk mempercepat perombakan di dalam kompos maka dapat ditambah dengan kapur, sehingga terbentuk kompos dengan rasio yang rendah dan siap digunakan sebagai pupuk organik (Hardjowigeno, 1987).

Tabel 2. Kandunga Hara Kompos Azolla
Unsur Hara
Persentase (%)
N
3 – 5
P
0.4 - 0.9
K
2.4 – 5
Ca
0.4 – 1
Mg
0.5 - 0.6
Fe
0.06 - 0.26
Mn
0.11 - 0.16
  Sumber : Rocdianto (2008),

      Menurut Rocdianto (2008), berdasarkan komposisi kimia pada table di atas, bila azolla digunakan untuk pupuk bisa mempertahankan kesuburan tanah, dengan kebutuhan setiap hektar areal memerlukan azolla sejumlah 20 ton dalam bentuk segar, atau 6-7 ton berupa kompos (kadar air 15 persen) atau sekitar 1 ton dalam keadaan kering.  Bila azolla diberikan secara rutin setiap musim tanam, maka suatu saat tanah yang di beri pupuk azolla tidak memerlukan pupuk buatan lagi. karena pada penebaran pertama 1/4 bagian unsur yang dikandung azolla langsung dimanfaatkan oleh tanah. Seperempat bagian ini, setara dengan 65 Kg pupuk Urea. Pada musim tanam ke-2 dan ke-3, azolla mensubstitusikan 1/4 - 1/3 dosis pemupukan. 
 
Menurut sutanto (2002), bila azolla digunakan saat musim tanam padi dengan cara membenamkan kedalam tanah sebelum masa tanam atau setelah masa tanam, Azolla akan mudah terurai atau terdekomposisi. Pembenaman Azolla akan meningkatkan bahan organik tanah. 5 ton Azolla setara dengan nitrogen seberat 30 kg. Karenanya kebutuhan nitrogen untuk tanaman padi dapat digantikan dengan pemanfaatan Azolla


III. METODA PENELITIAN
3.1. Tempat dan Waktu Penelitian 
 Penelitian ini akan dilaksanakan dikebun percobaan Fakultas Pertanian Universitas Muara Bungo, yang terletak di Sungai Binjai, Kecamatan Bathin III Kabupaten Bungo Provinsi Jambi, dengan ketinggian tempat 48 dpl, jenis tanah ultisol dengan pH rata-rata 6 serta memiliki bulan basah sekitar September-Februari dan bulan kering Maret-Agustus (Morfologi Desa Sungai Binjai, 2011).

Penelitian ini akan dilaksanakan selama 3 bulan mulai dari tanggal 3 Oktober 2012 sampai 25 Desember 2012.

3.2. Bahan dan Alat 
 Bahan yang di gunakan dalam penelitian ini adalah benih caisim dengan varietas Tosakan, Pupuk Kompos Azolla, Kapur Dolomite, EM4, Fungisida Dithane M-45, Insektisida Matador, Decis 2.5 EC, Furadan 3G, dan Air.

Alat yang digunakan adalah kertas millimeter block cangkul, parang, garu, meteran, tali rapia. Ember, gembor, thermometer, timbangan,oven dan alat tulis.

3.3. Rancangan Percobaan
 Percobaan menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 5 perlakuan dan 4 kelompok. Sebagai perlakuan adalah kompos Azolla (K) yang terdiri dari satu faktor 5 perlakuan :
K0       : 0 kg/petak tanam, setara dengan 0 ton/ha
K1       : 0,50 kg/petak tanam, setara dengan 3.5 ton/ha
K2       : 1,00 kg/petak tanam, setara dengan 7 ton/ha
K3       : 1,50 kg/petak tanam, setara dengan 10.5 ton/ha
K4       : 2,00 kg/petak tanam, setara dengan 14 ton/ha

            Tiap petak percobaan ada 16 tanaman maka jumlah tanaman seluruhya sebanyak 320 tanaman, tiap petak diambil 4 tanaman sampel, maka jumlah tanaman sampel ada 80 tanaman. Denah percobaan dan tata letak tanaman dapat dilihat pada lampiran 1 dan 2.    

3.4 Pelakasanaan Penelitian
 
3.4.1 Persiapan Bedengan
            Areal yang digunakan untuk bedengan terlebih dahulu dibersihkan dari gulma dan kotoran. Kemudian di lakukan pengolahan tanah. Pembuatan bedengan sesuai petak perlakuan 100 cm x 120 cm. pemberian pupuk kompos Azolla di berikan seminggu sebelum tanam sesuai dengan dosis perlakuan, kemudian di aduk dan di ratakan dengan tanah hingga ke dalaman 25 cm.

3.4.2 Tempat Persemaian
            Tempat persemaian menggunakan gelas aqua ukuran 250 cc. Komposisi media tanama berupa tanah di campuran pupuk organik dan pasir dengan perbandingan 3:1:1. Tempat persemaian di beri atap yang menghadap ke timur dengan ketingian 150 cm dan bagian barat 120 cm. penyiraman dilakukan pagi dan sore agar kelembapan tanah terjaga kecuali saat hari hujan.

3.4.3. Pelaksanaan Persemaian
            Benih dengan varientas Tosakan sebanyak 30 gram di masukan kedalam polybag/2 bji secara merata seluruh polybag yang telah disiapkan sebagai media  persemaian dan di tutup dengan tanah. dilakukan penyiram setiap hari pagi dan sore kecuali saat hari dalam kondisi hujan, penyiraman dilakukan sampai tanaman siap di pindahkan. Biasanya benih akan tumbuh setelah berumur 5 hari.


3.4.4. Pemberian Perlakuan
Pemupukan pupuk kompos azolla di berikan seminggu sebelum tanam sesuai dengan dosis perlakuan, yang di beri secara larikan hingga kedalaman 25 cm kemudian di ratakan dengan tanah.

3.4.5. Penanaman 
      Setelah bibit tanaman caisim berumur 10 hari dipersemaian, maka bibit tanaman caisim tersebut dipindahkan kepetak percobaan, kemudian tanah di sekitar lubang di padatkan dan di ratakan agar tidak terdapat rongga undara di antara akar dan tidak terjadi genangan air.

       Bibit yang dipindahkan kelapangan adalah bibit yang mempunyai pertumbuhan yang baik yakni berbatang lurus, daunnya hijau mengkilap dan jumlah daunnya 3 helai daun atau berumur 15 hari serta bebas hama dan penyakit. Penanaman dilakukan pada sore hari agar tanaman tidak mengalami kelayuan.

3.4.6. Pemeliharaan
        Kegiatan pemeliharan meliputi peyiraman, penyulaman, sanitase lahan, dan pengendalian OPT (organisme pengganggu tanaman). Penyiraman dilakukan sehari 2 kali yaitu pagi dan sore kecuali dalam kondisi hari hujan. Penyulaman di lakukan 7 hari setelah tanam untuk benih yang tidak normal atau tanaman yang mati, sedangkan pengendalian gulma dilakukan secara manual. Pengendalian hama dan penyakit di lakukan sesuai kondisi gejala serangan.

3.4.7. Panen
          Panen pada tanaman caisim dilakukan berdasarkan kriteria umur dan sifat fisik tanaman. Panen dapat dilakukan setalah tanaman caisim berumut 35 HST (hari setelah tanam) atau dilakukan dengan melihat kondisi fisik tanaman seperti warna, bentuk dan ukuran daun. Pemanenan dilakukan dengan cara memotong bagian pangkal batang

3.5 Peubah Yang Diamati

3.5.1 Tinggi Tanaman (cm)
 
Pengukuran tinggi tanaman dimulai dari leher. Pengukuran tinggi tanaman dimulai 1 minggu setelah tanam dengan interval 1 minggu sekali sampai pada akhir pertumbuhan vegetatif, yang disajikan dalam bentuk grafik.

3.5.2 Luas Daun (Cm²)
 Luas daun diukur pada akhir penelitian yaitu pada daun yang terlebar pada tanaman sampel. Luas daun diukur dengan menggunakan kertas millimeter block, ukuran 1 kotak millimeter block berukuran 1 cm2   
 
3.5.3 Berat Segar Tanaman (g)
 Berat segar tanaman berupa daun dan batang di hitung setelah panen, sebelum dilakukan penimbangan, terlebih dahulu tanaman berupa daun dan batang dibersihkan dari kotoran dengan menggunakan air dan di tiriskan terlebih dahulu. Penimbangan dilaksanakan pada setiap tanaman sampel, satuan dari berat segar tanaman adalah gram.
 
3.5.4 Hasil Penen (Ton/Ha)
Penimbangan dilaksanakan pada setiap ubin. Tanaman yang di timbangan berupa daun dan batang tanaman di setiap patak ubin yang di bersihkan dari kontor. Adapun rumus yang di gunakan sebagai berikut :

Hasil ton/ha
=
Luas 1 Ha
X
Hasil/Petak Ubinan (Kg)
Luas Ubinan



3.5 Analisis Data 
 Hasil pengamatan pada tanaman sampel di hitung dan di rata-ratakan, selanjutnya dianalisis dengan analisa ragam (Anova). Bila hasil analisis berpengaruh nyata maka dilanjutkan dengan Uji Duncan’s New Multiple Range Test (DNMRT). pada taraf 5% (Steel and Torrie,1994). 
 
DAFTAR PUSTAKA
 
Anonim . 2008b. Klasifikasi Sawi.  http://www.plantamor.com/spcdtail.php. Diakses  29 Desember 2008.

Dinas Pertanian Tanaman Pangan Jambi. 2010. Data Pertanian Tanaman Pangan  dan Hortikultura  Tahun 2009. Prov. Jambi.

Hardjowigeno, S. 1987. Ilmu Tanah. Jakarta: PT Mediyatama Sarana Perkasa.

Hasbi, H. 2009. Pemanfaatan Azolla di dunia Pertanian. http://azollajember.wordpres.com. Diakses Tanggal 13 Desember 2009. 
Haryanto,E.,T. Suhartini, dan E. Rahayu. 2001. Caisim dan Selada. Penebar Swadaya. Jakarta.
Kusumanto, D. 2008. Azolla, Pupuk hijau baik untuk padi. http//www.kolamazolla.blogspot.com. Diakses Tanggal 11 Juli 2008.
 
Khairdin, P.,J. 2012. Azolla, Tanaman Eksentrik Mempesona dan Mungil dan Bisa Jadi a. http://www.herdinbisnis.com. Diakses Tanggal 05 Januari 2012.

Murbandono. 2006. Membuat kompos. Penebar Swadaya. Jakarta

Morfologi Desa, 2011. Morfologi Dusun Sungai Binjai Kec. Bathin III . Kab Bungo.

Margiyanto,E. 2008. Budidaya Tanaman Caisim . http://zuldasains.Wordpress.Com. Diakses Tanggal 18 November 2008.
 
Nugroho. 2011. Manfaat Tanaman Azolla (Azolla pinnata R. Br.).  http:// Sholihnugroho.blogspot.com. Diakses Tanggal 8 Maret 2011.

Opena, R. T and D. C. S Tay.  1994.  Brassica rapa L.  Group Caisim.  Hal 153-157. J. S. Simonsma dan K. Pileuk.  Plant Recource of Sout-East Asia, Vegetable.  PROSEA Foundation.

Rukmana, R. 1994. Bertanam Petsai dan Caisim. Kanisius. Yogyakarta.

Ratna,M.N.2011. Azolla Si Pupuk Hidup. http//www.kolamazolla.blogspot.com. Diakses Tanggal 28 Januari 2011

Rochdianto, A. 2008. Manfaat Tanaman Azolla. http//www.kolamazolla.blogspot.com. Diakses Tanggal 11 Juli 2008.
 
Sutanto, R. 2002. Pertanian Organik. Penerbit Kanisius. Jakarta

Suhada. 2008. Khasiat Tanaman Caisim. http://cybermed.cbn.net.id/cbprtl/cybermed. Diakses pada tanggal 5 Juni 2008 .
Sunarjono, H. 2010. Bertanam 30 Jenis Tanaman Sayur. Penebar Swadaya. Jakarta


Soedjono, D. 2000. Budidaya Azolla. Pertanian Organik dan Multi Guna, Penerbit Kanisius, Yogjakarta.
Suriatna, S. 1992. Pupuk dan Pemupukan. Media Surana Perkasa. Jakarta.

Soeseno, S.  1999.  Bisnis sayuran hidroponik.  PT. Gramedia.  Jakarta.

Steel, R.G.D., dan Torrie,J.H., Prinsip dan Prosedur Statistika Suatu Pendekatan Biometik. Penerbit PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

Wahyudi, 2010. Petunjuk Praktis Bertanamn Sayuran. Agromedia Pustaka. Jakarta.


0 komentar

Iklan

My Profil

My Photo
Bungo, Jambi, Indonesia