PENGARUH PEMBERIAN DOSIS KOMPOS AZOLLA (Azolla pinnata R.Br) TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN CAISIM (Brassica
juncea L)
VARIETAS TOSAKAN
SKRIPSI
OLEH
:
SYAMBAYU
081016154211043
PROGRAM
STUDI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS
PERTANIAN
UNIVERSITAS
MUARA BUNGO
2013
PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
PENGARUH
PEMBERIAN DOSIS KOMPOS AZOLLA (Azolla
pinnata R.Br) TERHADAP PERTUMBUHAN
DAN HASIL TANAMAN CAISIM
(Brassica juncea L.) VARIETAS TOSAKAN
SYAMBAYU
Syambayu, dibawah
bimbingan
Dr. Ir. Supriyono. MP dan Subagiono. SP
Program Studi
Agroteknologi
Fakultas Pertanian
Universitas Muara
Bungo
Tahun 2013
ABSTRAK
Penelitian ini
dilaksanakan di Lahan Percobaan Fakultas Pertanian Universitas Muara Bungo
Sungai Binjai KM 6 Kabupaten Bungo dimulai 3 Oktober 2012 sampai
25 Desember 2012. Tujuan dari
penelitian ini adalah untuk mengetahui Pengaruh pupuk kompos
azolla (Azolla pinnata R.Br) Serta, untuk mengetahui
dosis yang tepat untuk pertumbuhan dan hasil tanaman caisim varientas tosakan.
Rancangan yang
digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 5
perlakuan 4 ulangan, ada pun perlakuan tersebut adalah sebagai berikut : K0
(tanpa pupuk kompos Azolla), K1 (dosis pupuk kompos Azolla 3 Ton/Ha), K2 (dosis
pupuk kompos Azolla 6 Ton/Ha), K3 (dosis pupuk kompos Azolla 9 Ton/Ha), dan K4
(dosis pupuk Azolla 12 Ton/Ha). Data diperoleh dari hasil pengamatan akhir
dilakukan analisis statistik dengan mengunakan sidik ragam. Apabila terdapat
pengaruh nyata maka dilanjutkan dengan Duncan New’s Multiple Range Test (DNMRT)
pada taraf 5 %.
Peubah
yang diamati adalah tinggi tanaman (cm), luas daun total (cm2), berat
segar tanaman (gram), berat hasil tanaman (ton/ha).
Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian dosis pupuk
kompos Azolla memberikan pengaruh nyata terhadap, tinggi tanaman (cm), luas
daun total (cm2), berat segar tanaman (gram) serta berat hasil
tanaman (ton/ha). Pemberian dosis pupuk kompos Azolla pada perlakuan K4 dengan
dosis 10,50 ton/ha setara dengan 1,50 kg/petak memberikan pengaruh yang terbaik
terhadap tinggi tanaman (cm), luas daun total (cm2), berat segar tanaman
(gram) dan berat hasil tanaman (ton/ha).
Kata
kunci : Azolla (Azolla pinnata R.Br), Caisim , Pertumbuhan dan Hasil.
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Botani dan Morfologi Caisim
Klasifikasi tanaman caisim dalam Anonim (2008b) adalah
:
Divisio
: Spermathophyta
Sub
Devisio : Angiospermae
Classis : Dicotyledonae
Ordo : Rhoeadales (Brassicales)
Familia : Cruciferae (Brassicaceae)
Genus : Brassica
Spesies : Brassica juncea L.
Menurut Wahyudi (2010),
Caisim hijau, memiliki ciri-ciri pertumbuhan tanaman tegap, bentuk daun oval
agak bulat dengan tangkai daun besar panjang, warna daun dan tangkainya hijau,
sehingga bisa ditanaman di dataran rendah hingga dataran tinggi yaitu 700 m dpl
bisa di panen pada umur 30-35 HST. Potensi produksi 20-25 ton perhektar.
Menurut Sunarjono (2010). Caisim merupakan
tanaman semusim, berbatang pendek. Daun caisim berbulu halus dan tajam, urat
daun utama lebar. Daun caisim ketika masak bersifat lunak, sedangkan yang
mentah rasanya agak pedas. Pola petumbuhan daun mirip tanaman kubis, daun yang
muncul terlebih dahulu menutup daun yang tumbuh hingga membentuk krop bulat
panjang, bunga seperti kubis, tepi daunnya
sedikit berkerut, pena tersusun menyebar, daun mengandung glokosida, baunya agak
menusuk hidung, dan berbatang lurus. Daun caisim ini bermanfaat sebagai
sayuran.
Menurut Margiyanto (2008), manfaat dari caisim untuk menghilangkan rasa
gatal di tenggorokan pada penderita batuk, penyembuh sakit kepala, bahan
pembersih darah, memperbaiki fungsi ginjal, serta memperbaiki dan memperlancar
pencernaan.
Tabel 1 Kandungan Gizi
Pada Tanaman Caisim
Zat Gizi
|
Jumlah Nutrisi
/100 g
|
Kabohidrat
|
1.2 g
|
Protein
|
1.2 KL
|
Lemak
|
0.2 g
|
Vitamin A
|
5800 IU
|
Vitamin B1
|
0.04 g
|
Vitamin B2
|
0.07 g
|
Vitamin C
|
53 g
|
Kalsium
|
102 mg
|
Zat Besi
|
2.0 mg
|
Magnesium
|
27 mg
|
Fosfor
|
37 mg
|
Kalium
|
180 mg
|
Natrium
|
100 mg
|
Air
|
95 g
|
Niasin
|
0.5 g
|
Sumber : Opena dan Tay (1994)
Di antara sayuran daun, caisim merupakan
komoditas yang memiliki nilai komersial dan di gemari masyarakat Indonesia.
Konsumen menggunakan daun caisim baik sebagai bahan pokok maupun sebagai
perlengkap masakan tradisional dan masakan cina. (Haryanto, 2001).
Menurut, Rukmana (1994), caisim
mempunyai nilai ekonomi tinggi setelah kubis krop, kubis bunga dan brokoli. Sedangkan
menurut Soeseno (1999) salah satu jenis sayuran daun yang banyak digemari
masyarakat adalah caisim (Brassica juncea L.)
atau disebut juga caisim bakso karena biasanya dikonsumsi sebagai sayuran
pelengkap bakso.
2.2.1 Tanah
Tipe tanah yang diingikan oleh
tanaman caisim adalah lempung sampai lempung berpasir, gembur, dan mengandung
bahan organik serta drainasenya airnya lancar, derajat keasamannya (pH) tanah
yang oftimun untuk pertumbuhan berkisaran 6-6.8 (Wahyudi, 2010).
2.2.2 Iklim
a.
Curah Hujan
Tanaman caisim menginnginkan curah
hujan tidak terlalu tinggi yaitu 200 ml/bulan. Curah hujan yang terlalu tinggi
akan menyebabkan terjadinya kerusaka pada daun caisim serta tanaman caisim
sulit untuk berbunga dan sebaliknya apabila curah hujan rendah maka akan
kekurangan air dan menyebabkan tanaman caisim menjadi tumbuhan kerdil serta
cepat berbunga (Rukmana, 1994).
b.
Ketinggian Tempat
Tanaman caisim dapat tumbuh baik di
tempat berhawa panas maupun berhawa dingin, sehingga dapat di usahakan didaerah
datara tinggi maupun dataran rendah. Daerah penanaman yang cocok adalah mulai
dari ketinggian 5 m sampai dengan 1200 m dpl (Haryanto, 1995).
c.
Suhu dan Kelembaban
Suhu yang oftimal yang di butuhkan oleh
tanaman caisim adalah 15-25°C. pada suhu di bawah 15 °C tanaman caisim akan
cepat berbunga. Sebaliknya pada kondisi suhu di atas 25 °C , tanaman caisim
akan sulit tumbuh dan ukuran daunya kecil-kecil. Kelembapan tanah yang di
butuhkan tanaman caisim adalah 60-80 % (Rukmana, 1994).
Menurut Kusumanto (2008), Azolla merupakan tanaman paku-pakuan,
termasuk dalam famili Azollaceae.
Secara alami habitat Azolla terdapat
di kolam-kolam, tempat tergenang, danau, sungai, saluran air maupun tanaman
padi. Azolla termasuk herba
berukuran kecil yang hidup secara terapung bebas di air. Adapun klasifikasi
tanaman caisim menurut Nugroho (2011) adalah sebagai berikut :
Divisi :
pteridophyta
Kelas : pteridopsida
Ordo : salviniales
Familia : Azollaceae
Genus : Azolla
Spesies : Azolla pinnata R. Br
Menurut Ratna (2011), Azolla kaya akan
protein, asam amino esensial, vitamin (vitamin A, vitamin B12 dan Beta-
Carotene), mineral seperti kalsium, fosfor, kalium, zat besi, dan magnesium.
Kandunga protein 25 – 35%, mineral 10 –
15% dan asam amino 7 – 10%. Sementara
kandungan karbohidrat dan lemak Azolla sangat rendah. Komposisi nutrisinya
dengan kandungan protein yang tinggi dan lignin ysng rendah membuat Azolla
sangat efisien dan efektif sebagai pakan ikan, ternak, dan unggas karena ternak
dengan mudah dapat mencernanya.
Sedangkan menurut Khairdin (2011) Azolla
memiliki kemampuan dalam mengikat N2 udara karena adanya simbiosis dengan
sianobakteri alga biru hijau (Anabaena
azollae) yang hidup di dalam rongga daun Azolla. Simbiosis tersebut menyebabkan Azolla mempunyai kualitas nutrisi yang baik. Mekanisme simbiotik
yang terjadi pada kompos Azolla
adalah karena adanya proses fiksasi nitrogen
pada tanah yang tumbuh menjadi subur dan kaya akan nutrisi, khususnya senyawa golongan
nitrogen.
Kompos merupakan pupuk organik buatan
manusia yang di buat dari proses pembusukan sisa-sisa buangan makhluk hidup
(tanaman maupun hewan) yang berperan dalam proses pertumbuhan tanaman, tidak
hanya menambah unsur hara tetapi juga menjaga fungsi tanah agar tanaman dapat
tumbuh dengan baik. Sedangkan kompos Azolla merupakan pupuk organik yang
memanfaatkan pembusukan bahan organik di dalam suatu tempat yang terlindungi
dari matahari dan hujan dengan pengaturan kelembaban serta dilakukan penyiraman
air apabila kompos terlalu kering. Untuk mempercepat perombakan di dalam kompos
maka dapat ditambah dengan kapur, sehingga terbentuk kompos dengan rasio yang
rendah dan siap digunakan sebagai pupuk organik (Hardjowigeno, 1987).
Tabel 2. Kandunga Hara Kompos
Azolla
Unsur Hara
|
Persentase (%)
|
N
|
3 – 5
|
P
|
0.4 - 0.9
|
K
|
2.4 – 5
|
Ca
|
0.4 – 1
|
Mg
|
0.5 - 0.6
|
Fe
|
0.06 - 0.26
|
Mn
|
0.11 - 0.16
|
Sumber : Rocdianto (2008),
Menurut
Rocdianto (2008), berdasarkan komposisi kimia pada table di atas, bila azolla
digunakan untuk pupuk bisa mempertahankan kesuburan tanah, dengan kebutuhan
setiap hektar areal memerlukan azolla sejumlah 20 ton dalam bentuk segar, atau 6-7
ton berupa kompos (kadar air 15 persen) atau sekitar 1 ton dalam keadaan
kering. Bila azolla diberikan secara
rutin setiap musim tanam, maka suatu saat tanah yang di beri pupuk azolla tidak
memerlukan pupuk buatan lagi. karena pada penebaran pertama 1/4 bagian unsur
yang dikandung azolla langsung dimanfaatkan oleh tanah. Seperempat bagian ini,
setara dengan 65 Kg pupuk Urea. Pada musim tanam ke-2 dan ke-3, azolla
mensubstitusikan 1/4 - 1/3 dosis pemupukan.
Menurut sutanto (2002), bila azolla
digunakan saat musim tanam padi dengan cara membenamkan kedalam tanah sebelum masa
tanam atau setelah masa tanam, Azolla akan mudah terurai atau terdekomposisi. Pembenaman Azolla akan
meningkatkan bahan organik tanah. 5 ton Azolla
setara dengan nitrogen seberat 30 kg. Karenanya kebutuhan nitrogen untuk
tanaman padi dapat digantikan dengan pemanfaatan Azolla.
III. METODA PENELITIAN
|
Penelitian ini akan dilaksanakan
dikebun percobaan Fakultas Pertanian Universitas Muara Bungo, yang terletak di
Sungai Binjai, Kecamatan Bathin III Kabupaten Bungo Provinsi Jambi, dengan
ketinggian tempat 48 dpl, jenis tanah ultisol dengan pH rata-rata 6 serta
memiliki bulan basah sekitar September-Februari dan bulan kering Maret-Agustus
(Morfologi Desa Sungai Binjai, 2011).
Penelitian ini akan dilaksanakan selama
3 bulan mulai dari tanggal 3 Oktober 2012 sampai 25 Desember 2012.
Bahan yang di gunakan dalam
penelitian ini adalah benih caisim dengan varietas Tosakan, Pupuk Kompos
Azolla, Kapur Dolomite, EM4, Fungisida Dithane M-45, Insektisida Matador, Decis
2.5 EC, Furadan 3G, dan Air.
Alat yang digunakan adalah kertas
millimeter block cangkul, parang, garu, meteran, tali rapia. Ember, gembor,
thermometer, timbangan,oven dan alat tulis.
Percobaan menggunakan
Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 5 perlakuan dan 4 kelompok. Sebagai
perlakuan adalah kompos Azolla (K) yang terdiri dari satu faktor 5 perlakuan :
K0 : 0 kg/petak tanam, setara dengan 0
ton/ha
K1 : 0,50 kg/petak tanam, setara dengan 3.5
ton/ha
K2 : 1,00 kg/petak tanam, setara dengan 7
ton/ha
K3 : 1,50 kg/petak tanam, setara dengan 10.5
ton/ha
K4 : 2,00 kg/petak tanam, setara dengan 14
ton/ha
3.4 Pelakasanaan Penelitian
3.4.1 Persiapan
Bedengan
Areal yang digunakan untuk bedengan
terlebih dahulu dibersihkan dari gulma dan kotoran. Kemudian di lakukan
pengolahan tanah. Pembuatan bedengan sesuai petak perlakuan 100 cm x 120 cm.
pemberian pupuk kompos Azolla di berikan seminggu sebelum tanam sesuai dengan
dosis perlakuan, kemudian di aduk dan di ratakan dengan tanah hingga ke dalaman
25 cm.
3.4.2 Tempat Persemaian
Tempat persemaian menggunakan gelas
aqua ukuran 250 cc. Komposisi media tanama berupa tanah di campuran pupuk
organik dan pasir dengan perbandingan 3:1:1. Tempat persemaian di beri atap
yang menghadap ke timur dengan ketingian 150 cm dan bagian barat 120 cm.
penyiraman dilakukan pagi dan sore agar kelembapan tanah terjaga kecuali saat
hari hujan.
3.4.3. Pelaksanaan
Persemaian
Benih dengan varientas Tosakan
sebanyak 30 gram di masukan kedalam polybag/2 bji secara merata seluruh polybag
yang telah disiapkan sebagai media persemaian
dan di tutup dengan tanah. dilakukan penyiram setiap hari pagi dan sore kecuali
saat hari dalam kondisi hujan, penyiraman dilakukan sampai tanaman siap di
pindahkan. Biasanya benih akan tumbuh setelah berumur 5 hari.
Pemupukan pupuk kompos azolla di berikan
seminggu sebelum tanam sesuai dengan dosis perlakuan, yang di beri secara
larikan hingga kedalaman 25 cm kemudian di ratakan dengan tanah.
3.4.5. Penanaman
Setelah bibit tanaman caisim berumur 10
hari dipersemaian, maka bibit tanaman caisim tersebut dipindahkan kepetak
percobaan, kemudian tanah di sekitar lubang di padatkan dan di ratakan agar
tidak terdapat rongga undara di antara akar dan tidak terjadi genangan air.
Bibit yang dipindahkan kelapangan
adalah bibit yang mempunyai pertumbuhan yang baik yakni berbatang lurus,
daunnya hijau mengkilap dan jumlah daunnya 3 helai daun atau berumur 15 hari
serta bebas hama dan penyakit. Penanaman dilakukan pada sore hari agar tanaman
tidak mengalami kelayuan.
3.4.6. Pemeliharaan
Kegiatan pemeliharan meliputi peyiraman,
penyulaman, sanitase lahan, dan pengendalian OPT (organisme pengganggu tanaman).
Penyiraman dilakukan sehari 2 kali yaitu pagi dan sore kecuali dalam kondisi
hari hujan. Penyulaman di lakukan 7 hari setelah tanam untuk benih yang tidak
normal atau tanaman yang mati, sedangkan pengendalian gulma dilakukan secara
manual. Pengendalian hama dan penyakit di lakukan sesuai kondisi gejala
serangan.
3.4.7. Panen
Panen pada tanaman caisim dilakukan
berdasarkan kriteria umur dan sifat fisik tanaman. Panen dapat dilakukan setalah
tanaman caisim berumut 35 HST (hari setelah tanam) atau dilakukan dengan
melihat kondisi fisik tanaman seperti warna, bentuk dan ukuran daun. Pemanenan
dilakukan dengan cara memotong bagian pangkal batang
3.5.1 Tinggi Tanaman (cm)
Pengukuran tinggi tanaman dimulai dari
leher. Pengukuran tinggi tanaman dimulai 1 minggu setelah tanam dengan interval
1 minggu sekali sampai pada akhir pertumbuhan vegetatif, yang disajikan dalam
bentuk grafik.
3.5.2 Luas Daun (Cm²)
Luas daun diukur pada akhir
penelitian yaitu pada daun yang terlebar pada tanaman sampel. Luas daun diukur
dengan menggunakan kertas millimeter block, ukuran 1 kotak millimeter block
berukuran 1 cm2
3.5.3 Berat Segar
Tanaman (g)
Berat segar tanaman berupa daun dan
batang di hitung setelah panen, sebelum dilakukan penimbangan, terlebih dahulu
tanaman berupa daun dan batang dibersihkan dari kotoran dengan menggunakan air
dan di tiriskan terlebih dahulu. Penimbangan dilaksanakan pada setiap tanaman
sampel, satuan dari berat segar tanaman adalah gram.
3.5.4 Hasil Penen
(Ton/Ha)
Penimbangan dilaksanakan pada setiap ubin. Tanaman yang di
timbangan berupa daun dan batang tanaman di setiap patak ubin yang di bersihkan
dari kontor. Adapun rumus yang di gunakan sebagai berikut :
Hasil
ton/ha
|
=
|
Luas
1 Ha
|
X
|
Hasil/Petak Ubinan (Kg)
|
Luas
Ubinan
|
Hasil pengamatan pada tanaman sampel
di hitung dan di rata-ratakan, selanjutnya dianalisis dengan analisa ragam
(Anova). Bila hasil analisis berpengaruh nyata maka dilanjutkan dengan Uji Duncan’s New Multiple Range Test (DNMRT). pada taraf 5%
(Steel and Torrie,1994).
Anonim
. 2008b. Klasifikasi Sawi. http://www.plantamor.com/spcdtail.php.
Diakses 29 Desember 2008.
Dinas
Pertanian Tanaman Pangan Jambi. 2010.
Data Pertanian Tanaman Pangan dan
Hortikultura Tahun 2009. Prov. Jambi.
Hardjowigeno,
S. 1987. Ilmu Tanah. Jakarta: PT Mediyatama Sarana Perkasa.
Hasbi,
H. 2009. Pemanfaatan Azolla di dunia
Pertanian. http://azollajember.wordpres.com. Diakses
Tanggal 13 Desember 2009.
Haryanto,E.,T.
Suhartini, dan E. Rahayu. 2001. Caisim
dan Selada. Penebar Swadaya. Jakarta.
Kusumanto, D. 2008. Azolla, Pupuk hijau baik untuk padi. http//www.kolamazolla.blogspot.com. Diakses Tanggal
11 Juli 2008.
Khairdin, P.,J. 2012. Azolla, Tanaman Eksentrik Mempesona dan
Mungil dan Bisa Jadi a. http://www.herdinbisnis.com. Diakses Tanggal 05
Januari 2012.
Murbandono. 2006. Membuat kompos. Penebar Swadaya. Jakarta
Morfologi
Desa, 2011. Morfologi Dusun Sungai Binjai
Kec. Bathin III . Kab Bungo.
Margiyanto,E.
2008. Budidaya Tanaman Caisim . http://zuldasains.Wordpress.Com. Diakses Tanggal
18 November 2008.
Nugroho.
2011. Manfaat Tanaman Azolla (Azolla
pinnata R. Br.). http:// Sholihnugroho.blogspot.com.
Diakses Tanggal 8 Maret 2011.
Opena, R. T and D. C. S
Tay. 1994. Brassica rapa L. Group Caisim. Hal
153-157. J. S. Simonsma dan K. Pileuk. Plant Recource of Sout-East
Asia, Vegetable. PROSEA Foundation.
Rukmana,
R. 1994. Bertanam Petsai dan Caisim.
Kanisius. Yogyakarta.
Ratna,M.N.2011. Azolla Si Pupuk Hidup. http//www.kolamazolla.blogspot.com.
Diakses Tanggal 28 Januari 2011
Rochdianto, A. 2008. Manfaat Tanaman Azolla. http//www.kolamazolla.blogspot.com. Diakses Tanggal
11 Juli 2008.
Sutanto,
R. 2002. Pertanian Organik. Penerbit Kanisius. Jakarta
Suhada.
2008. Khasiat Tanaman Caisim. http://cybermed.cbn.net.id/cbprtl/cybermed. Diakses pada
tanggal 5 Juni 2008 .
Sunarjono, H. 2010. Bertanam 30 Jenis Tanaman Sayur. Penebar Swadaya. Jakarta |
Soedjono,
D. 2000. Budidaya Azolla. Pertanian
Organik dan Multi Guna, Penerbit Kanisius, Yogjakarta.
Suriatna,
S. 1992. Pupuk dan Pemupukan. Media
Surana Perkasa. Jakarta.
Soeseno,
S. 1999. Bisnis sayuran hidroponik. PT.
Gramedia. Jakarta.
Steel, R.G.D., dan Torrie,J.H., Prinsip
dan Prosedur Statistika Suatu Pendekatan Biometik. Penerbit PT. Gramedia
Pustaka Utama. Jakarta.
Wahyudi,
2010. Petunjuk Praktis Bertanamn Sayuran.
Agromedia Pustaka. Jakarta.
0 komentar
Post a Comment